Nurul Falah

Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah Lakukan Sosialisasi Struktur dan Lantik Kepengurusan Baru 


sebulan yang lalu


pesantren-al-quran-nurul-falah-lakukan-sosialisasi-struktur-dan-lantik-kepengurusan-baru

SURABAYA –  Selasa, 4 Februari 2025, menjadi hari yang bersejarah dan menorehkan catatan penting bagi Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah Surabaya. Bertempat di Ruang Diklat KH Hasan Sadzili, Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah Surabaya melakukan sosialisasi struktur dan pelantikan kepengurusan baru. 

Kegiatan yang dihadiri Dr. KH Umar Jaeni, M.Pd. tersebut bertujuan untuk menyinergikan tugas pokok kepengurusan di Nurul Falah. Acara ini juga dihadiri oleh seluruh karyawan Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah. 

Dalam sambutannya, KH Umar Jaeni mengatakan bahwa Nurul Falah terus berkembang selama 15 tahun ini. ”Untuk itu, kita perlu kaderisasi yang siap meneruskan Pesantren Al-Qur'an Nurul Falah Surabaya,” tegasnya.

Karena itu, lanjut KH Umar, perlu dilakukan percepatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi kepengurusan baru di lingkungan Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah Surabaya pada 2025.

Dalam kepengurusan tersebut, Ustaz H. Abdurrohim Hasan, M.Pd. dilantik sebagai direktur Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah. Dalam susunan lainnya, Ustaz Asharis, S.Th.I sebagai sekretaris Pesantren Al-Qur'an Nurul Falah, Ustaz Moh. Toha Mahsun, S.S. sebagai pengasuh Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah kedua sekaligus Asdir 1 Kepesantrenan, dan Ustaz Hari Susandi, S.Ag. sebagai Asdir 2 Tilawati. Selain itu, Ustazah Maria, S.E. dilantik sebagai Asdir 3 Lembaga Pendidikan Islam, Ustaz Achmad Syafi'i, M.Hum. sebagai Asdir 4 LAZIS Nurul Falah, dan Ustaz Sabich, S.Th.I. sebagai Asdir 5 Penerbitan Buku Tilawati.

Ustaz Rohim memberikan sambutan atas pelantikan dirinya sebagai direktur Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah. ”Semoga dengan ini, kita semua menjadi manusia yang tangguh. Mari kita bangun Nurul Falah menjadi lembaga yang amanah dan berkah,” tegasnya. 

Sebagai penutup, Drs. KH Ali Muaffa, M.Ag. memberikan mauidhoh hasanah. ”Jabatan hanya hasil kerja. Yang terpenting adalah bekerja yang dibarengi dengan tabarruk,” tuturnya. (fa/eko)